Selain Digitalisasi, Ini Tantangan Pengembangan Perbankan Syariah

Jakarta – Pakar Keuangan Islam dan Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2014-2017, Mulya Effendi Siregar mengungkapkan sejumlah tantangan yang mesti dihadapi oleh perbankan syariah. Salah satunya, yaitu melakukan transformasi digital, di mana hal ini menjadi identitas baru bagi seluruh perbankan syariah di Indonesia, terutama Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).  Dia menyebutkan, pangsa pasar perbankan syariah

Inklusi Keuangan Melalui Digitalisasi BPR

CEO Fintech Komunal Hendry Lieviant tengah memberikan paparan pada media saat acara press conference Komunal Indonesia’s Neo Rural Bank Pioneer di kantor barunya di Sampoerna Strategic Square Building, Jakarta. CEO Fintech Komunal Hendry Lieviant (tengah) berbincang dengan COO Fintech Komunal Rico Tedyono (kiri) dan CFO Fintech Komunal Kendrick Winoto disela acara press conference Komunal Indonesia’s

Digitalisasi jadi Kunci Sukses BPR-BPRS

Jakarta – Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Tedy Alamsyah menilai, tantangan mendasar yang dihadapi BPR-BPRS yang berkeinginan menerapkan digitalisasi dimulai dari pola pikir (mind set). Karena keterbatasan yang dimiliki yaitu keterbatasan modal, infrastruktur dan SDM yang belum memiliki pengetahuan yang memadai. “Pola pikir ini yang akhirnya membelenggu dan mempengaruhi upaya transformasi digital.

Lewat JaKios, Bank DKI Terus Perluas Digitalisasi Pasar

Jakarta – Bank DKI melalukan kolaborasi bersama Perumda Pasar Jaya dan PakeKTP untuk meluncurkan aplikasi “JaKios” sebagai upaya mewujudkan kemudahan bagi calon pedagang untuk dapat menyewa unit kios di pasar yang berada di bawah naungan Perumda Pasar Jaya. Melalui aplikasi Jakios, calon pedagang dapat meraih informasi ketersediaan kios, harga sewa, serta melakukan reservasi dan pembayaran.